Pinjaman online konvensional adalah layanan keuangan yang memberikan dana kepada peminjam berdasarkan akad utang-piutang (“you borrow money, you pay back + bunga”) dengan tambahan bunga atau imbalan yang menjadi sumber keuntungan penyedia layanan. (indotribun.id)
Karakteristik utamanya:
- Ada bunga yang dihasilkan dari jumlah pokok pinjaman. (indotribun.id)
- Jika terlambat bayar, sering ada denda tambahan yang semakin memberatkan.
- Proses relatif cepat dan mudah tersedia banyak pilihan (meskipun harus tetap legal/terdaftar).
- Tidak dirancang khusus dengan pertimbangan prinsip syariah.
Pinjol Syariah
Pinjaman online yang menggunakan prinsip keuangan syariah, yaitu berdasarkan akad-akad yang sesuai dengan hukum Islam: seperti murābahah (jual beli dengan margin), ujrah (fee atas jasa), ijarah (sewa) dan lain-lain. (indotribun.id)
Karakteristiknya:
- Tidak memakai bunga dalam arti riba (yang dilarang dalam syariat Islam) tapi margin atau biaya jasa yang disepakati di awal.
- Penggunaan dana sering dibatasi agar tidak untuk hal-yang dilarang (gharar, maisir, kegiatan haram) dalam konsep syariah.
- Lebih sedikit penyelenggaranya dibanding konvensional: misalnya hingga tahun 2022 hanya sekitar 6,86 % dari total penyelenggara pinjol yang syariah. (IDN Times)
- Proses dan persyaratan bisa agak berbeda karena harus sesuai dengan prinsip syariah dan pengawasan tambahan seperti Dewan Pengawas Syariah. (indotribun.id)
Perbandingan: Syariah vs Konvensional
Untuk memudahkan, berikut tabel ringkas perbandingan kemudian pembahasan lebih dalam.
| Aspek | Pinjol Konvensional | Pinjol Syariah |
|---|---|---|
| Akad / dasar transaksi | Utang-piutang standar dengan bunga. (indotribun.id) | Akad jual beli / jasa / sewa, tanpa bunga sebagai riba. (indotribun.id) |
| Biaya/imbalan | Bunga + mungkin denda keterlambatan yang bisa meningkat. | Margin tetap atau biaya jasa (ujrah) yang disepakati di awal; denda berfokus efek jera, bukan profit tambahan. (indotribun.id) |
| Penggunaan dana | Umumnya bebas, bisa konsumtif atau produktif, tergantung institusi. | Lebih diawasi agar tidak untuk kegiatan yang dilarang syariah (misal perjudian, riba, spekulasi tinggi). |
| Kecepatan & kemudahan | Umumnya lebih banyak pilihan, akses cepat, syarat bisa sangat ringan (termasuk risiko tinggi). | Jumlah penyedia lebih sedikit, proses bisa lebih “ketat” dalam hal prinsip dan persyaratan. |
| Prinsip moral/etika | Fokus keuntungan, sedikit penekanan soal aspek syariah atau etika selain legalitas. | Memadukan aspek keuangan dengan nilai keadilan, transparansi, hindari riba & gharar. (Jurnal Al-Qolam) |
| Ideal untuk siapa? | Untuk yang butuh dana cepat, tidak terlalu mempermasalahkan aspek syariah. | Untuk yang ingin pinjaman sesuai prinsip syariah, merasa nyaman dengan akad dan proses yang islami. |
Penjabaran Lebih Lanjut
- Risiko bunga dan denda pada konvensional: Karena menggunakan bunga sebagai imbalan, ketika pembayaran terlambat maka beban bisa membesar. Sedangkan pada syariah, karena imbalan sudah disepakati di awal, maka lebih transparan dan tidak mengejar bunga tambahan. (indotribun.id)
- Transparansi dan etika: Pinjol syariah berusaha mengimplementasikan maqāṣid syariah (tujuan keuangan Islam) yaitu keadilan, kesejahteraan, dan menghindari kerugian besar bagi peminjam. (Jurnal Al-Qolam)
- Ketersediaan dan literasi: Meskipun sangat baik secara prinsip, penetrasi pinjol syariah masih kecil dan literasi masyarakat terhadap keuangan syariah masih rendah. (Universitas Indonesia)
- Fleksibilitas penggunaan dana: Jika dana dipakai untuk hal konsumtif yang “biasa” dalam hidup (sepeda motor, gadget, perbaikan rumah), maka pinjol konvensional mungkin lebih banyak pilihan. Tapi jika Anda ingin tetap dalam prinsip syariah, maka pinjol syariah bisa menjadi alternatif.
Mana Pilihan Terbaik untuk Kebutuhan Dana Mendesak?
Jawabannya: tergantung kondisi Anda. Berikut beberapa skenario untuk membantu memutuskan.
Situasi di mana Pinjol Konvensional bisa lebih cocok
- Anda butuh dana sangat cepat, dan pilihan syariah sulit ditemukan atau prosesnya terlalu panjang.
- Penggunaan dana bersifat sangat mendesak dan Anda tidak terlalu mempermasalahkan aspek syariah (riba, akad, dsb.).
- Anda telah memahami seluruh biaya/ketentuan dan yakin bisa membayar tepat waktu—karena jika terlambat, beban bisa membesar.
Situasi di mana Pinjol Syariah bisa lebih cocok
- Anda menginginkan pinjaman yang sesuai dengan prinsip syariah (tanpa riba) dan merasa nyaman dengan akad yang bersih.
- Anda punya waktu sedikit lebih fleksibel, dan bersedia memilih dari pilihan terbatas demi ketenangan dari sisi etika.
- Penggunaan dana sesuai dengan prinsip—misalnya untuk usaha, kondisi darurat, bukan untuk spekulasi atau kegiatan yang dilarang syariah.
- Anda ingin transparansi dan tidak ingin terjebak biaya yang membesar karena bunga tinggi.
Catatan Penting
- Pastikan legalitas: Baik syariah maupun konvensional, pastikan platform pinjol terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (indotribun.id)
- Baca kontrak dengan teliti: Apakah ada biaya tersembunyi? Apakah denda terlalu besar? Apakah persyaratan penggunaan dana dibatasi?
- Perhitungkan kemampuan bayar: Pinjaman mendesak tetap harus diukur apakah Anda bisa membayar tepat waktu. Terlambat bayar akan menimbulkan beban tambahan, terutama pada konvensional.
- Jangan hanya tergoda “cepat cair”: Kebutuhan mendesak sering mengecoh kita untuk memilih sesuatu yang “kelihatan cepat” tapi beban bayar besarnya belum kita pikir matang-matang.
Kesimpulan
Jika saya harus merangkum:
- Untuk kecepatan dan kemudahan, pinjol konvensional mungkin menang dalam hal jumlah opsi dan akses.
- Untuk ketenangan hati secara prinsip/etika dan kesesuaian syariah, pinjol syariah adalah pilihan yang sangat baik — tetapi anda harus siap dengan pilihan yang lebih terbatas dan mungkin proses yang sedikit lebih rumit.
- Pilihan terbaik untuk Anda adalah yang paling sesuai dengan: kondisi keuangan Anda saat ini, urgensi kebutuhan dana, dan nilai/norma yang Anda pegang (misal apakah aspek syariah penting bagi Anda atau tidak).
Jika saya boleh memberi rekomendasi, jika kebutuhan dana Anda mendesak namun ingin tetap aman dan tidak mau terbebani bunga besar, saya akan condong ke pinjol syariah — asalkan tersedia dan Anda memenuhi persyaratannya. Namun, jika pinjol syariah sulit diperoleh atau terlalu lambat, maka pinjol konvensional yang legal bisa dipertimbangkan—tentunya dengan pemahaman penuh terhadap risiko.







